5 Alasan Mengapa Wanita Jepang Malas Menikah, Terbalik dengan Indonesia

Tahu gak, ternyata wanita Jepang itu malas menikah lho. Apalagi yang usia 20 sampai 25 tahun. Di Indonesia, usia seperti itu malah lagi hot-nya pengen nikah, buru-buru nikah jangan sampai gak kebagian jodoh. Kan parah! Menurut BKKBN usia nikah yang ideal untuk wanita adalah 21 tahun dan untuk pria adalah 25 tahun tapi ini bukan aturan yang wajib diikuti.

Menikah adalah Sunnah Rosul yang dianjurkan walaupun masih muda jika sudah mampu. Jika belum mampu maka puasa. Lantas apa dampak buruk jika terlambat nikah?

Wanita Jepang
Wanita Jepang

Ada sebuah penelitian yang mengungkapkan bahwa terlambat menikah (usia diatas 32 tahun) memiliki resiko bercerai lebih tinggi dari usia kurang dari 32 tahun. Penyebabnya sih belum diketahui.

Hal lain yang bisa terjadi jika seseorang terlambat nikah adalah terburu-buru pengen punya anak. Hal ini akan menjadi masalah berantai jika tidak berhasil mendapatkannya. Saling menyalahkan akibat tidak tercapainya tujuan akan semakin memuncak jika benar-benar tidak memiliki anak.

Bagi wanita Jepang mungkin ini bukanlah masalah karena mereka malas menikah. Lantas apa penyebab wanita-wanita Jepang malas menikah? Ulasannya berikut.

5 Alasan Mengapa Wanita Jepang Malas Menikah


1. Biaya Hidup yang Tinggi


Biaya hidup yang tinggi di Jepang adalah hal yang wajar karena Jepang adalah salah satu negara paling maju di Dunia. Biaya hidup disana sangat tinggi membuat siapa saja ingin bekerja termasuk para wanita.

Rata-rata seorang pria jika harus menikah harus berpenghasilan 460 ribu Yen per bulan, jika dirupiahkan maka setara dengan 46 juta rupiah. Hal itu harusnya setara dengan penghasilan dua orang. Hal inilah yang membuat mereka enggan untuk menjalani hubungan rumah tangga.

2. Takut Kehilangan Kebebasan


Kebebasan sangat didambakan seorang wanita di Jepang. Mereka takut kehilangan kebebasan, karena pria Jepang lebih suka jika istrinya bisa menjadi ibu rumah tangga. Bebas begitu menyenangkan.

Kebutuhan dan biaya hidup yang tinggi membuat mereka malas untuk menikah yang membuat mereka lebih senang berkarier.

3. Lebih Suka Bekerja Daripada Menikah


Pernikahan di Indonesia begitu tinggi bahkan sampai banyak kasus pernikahan dibawah umur. Indonesia rajin sekali menikahnya, sampai ada yang memiliki beberapa istri. Kenyataan seperti ini terbalik dengan negara Jepang.

Di Negeri Sakura, menikah bukan prioritas, mereka lebih senang bekerja. Hal ini dipicu oleh tingginya biaya hidup yang membuat mereka tidak "hobi" mendekati lawan jenis. Wanita-wanita Jepang tidak memiliki waktu untuk "main mata" dengan seorang pria.

4. Anak Dianggap "Beban"


Hidup untuk diri sendiri aja sudah sangat susah apalagi masih ditambah jumlah tanggungan. Mungkin seperti itulah pikiran mereka.

Memiliki anak bukan solusi yang mereka inginkan sehingga wanita-wanita Jepang enggan untuk menikah. Mereka mungkin takut hartanya berkurang sehingga program memiliki anak harus ditunda.

Mungkin "Biaya Hidup yang Tinggi"  juga bisa menjadi solusi di Indonesia jika program KB tidak berhasil.

5. Takut Tidak Mendapat Pasangan yang Cocok


Setiap orang punya standar dalam menentukan pasangan hidup mereka. Wanita Jepang juga demikian. Mereka takut tidak menemukan pendamping hidup yang seperti mereka inginkan.

Wanita-wanita Jepang juga pilih-pilih suami, maka tak heran jika ternyata jumlah angka kelahiran anak di Jepang sangat rendah. Jumlah anak-anak di Jepang lebih sedikit dari pada jumlah orang dewasa.

Kamu senang gak jika harus hidup di Jepang?

Komentar